5 Kendala yang Memicu Fasilitas Kesehatan di Indonesia Belum Bisa Maksimal

12 Jul · 5 min read
5 Kendala yang Memicu Fasilitas Kesehatan di Indonesia Belum Bisa Maksimal

Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara keseluruhan terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil dengan berbagai macam budaya. Selain itu, Indonesia termasuk salah satu negara yang penduduknya paling padat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Negara-negara yang tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi tentu saja akan menimbulkan beragam jenis masalah-masalah yang kompleks, salah satunya adalah kendala fasilitas kesehatan.

Bisa dibilang mutu pelayanan fasilitas kesehatan di Indonesia belum maksimal. Padahal pembangunan ekonomi yang baik dari suatu negara didukung oleh tingkat kesehatan masyarakat yang mendiaminya sebagai sumber daya manusia. Hal ini tentunya merupakan tanggung jawab besar yang ditujukan kepada pemerintah untuk menjaga kesehatan penduduknya dan mewujudkan misi negara dengan penduduk yang sehat.

Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menjadi salah satu pemicu belum maksimalnya pelayanan fasilitas kesehatan. Hal ini menyebabkan pemerataan fasilitas kesehatan di negara ini cukup sulit untuk dimaksimalkan, terutama untuk daerah-daerah terpencil yang jangkauannya sangat sulit untuk diakses. Di samping hal tersebut, terdapat pula berbagai macam faktor-faktor lain yang menyebabkan hal ini sulit dimaksimalkan, yakni antara lain;

1.  Promosi Fasilitas Kesehatan yang Kurang Maksimal

Promosi kesehatan atau health promotion di Indonesia hingga saat ini masih belum maksimal. Biasanya proses ini dilaksanakan oleh para tenaga medis dengan berkunjung ke pemukiman warga atau mengadakan penyuluhan secara umum bagi suatu komunitas masyarakat. Promosi ini bertujuan agar setiap penduduk lebih sadar akan menjaga kesehatan serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar mereka.

Namun, kurangnya kerjasama antara tenaga kesehatan dengan masyarakat menjadikan promosi fasilitas kesehatan ini kerap kali berjalan kurang maksimal dan tidak mencapai target. Masih banyak masyarakat yang enggan meluangkan waktunya untuk mengikuti penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh pihak rumah sakit dan Puskesmas. Kebanyakan dari masyarakat karena terkendala oleh jarak dan waktu, di mana mereka lebih memilih meluangkan waktunya untuk bekerja ketimbang mengunjungi rumah sakit atau puskesmas untuk mengikuti penyuluhan. Maka dari itu, pihak fasilitas kesehatan hendaknya memikirkan strategi yang tepat agar promosi kesehatan dapat sampai ke masyarakat tanpa harus melakukan tatap muka, misalnya dengan mengirimkan pesan digital dan sejenisnya.

2.  Penyebaran Fasilitas Kesehatan yang Belum Merata

Faktanya, penyediaan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, klinik, atau Puskesmas hingga saat ini hanya masih didominasi oleh Pulau Jawa.Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, indeks persebaran Puskesmas di Indonesia adalah 86,14% dibandingkan dengan kawasan timur Indonesia yang hanya berjumlah 4,41% saja. Hal ini tentunya tidak sepadan dengan rasio jumlah penduduk Indonesia. Hal ini pula disebabkan oleh aksesibilitas, konektivitas, dan pembangunan sarana serta prasarana yang belum merata.

Banyak masyarakat yang berasal dari desa terpencil kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan yang jaraknya harus menempuh perjalanan selama berjam-jam dari rumah mereka. Hal ini yang membuat mereka enggan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dan lebih memilih untuk menggunakan pengobatan tradisional di desa mereka. Selain itu, distribusi tenaga kesehatan seperti dokter juga belum merata. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya rumah sakit dan puskesmas di wilayah Maluku dan Papua yang tidak memiliki dokter, terutama dokter spesialis. Alasan utamanya adalah aksesibilitas dan penyediaan peralatan-peralatan kesehatan yang belum memadai di lokasi tersebut, sehingga banyak dokter yang enggan untuk mengabdi di lokasi 3T. Hal ini tentunya sangat disayangkan, mengingat setiap warga negara kesatuan Republik Indonesia berhak untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak.

3.  Alat Kesehatan dan Peralatan Medis yang Belum Memadai

Alkes atau alat kesehatan merupakan sarana dan prasarana penting dalam proses perawatan, penyembuhan atau pencegahan penyakit bagi pelayanan kesehatan. Ketersediaan alat-alat kesehatan dapat membantu dalam menyelamatkan banyak nyawa manusia, mulai dari proses diagnosa hingga tahap operasi.

Namun sangat disayangkan, standarisasi alat-alat kesehatan yang baku di Indonesia masih belum memadai. Hal ini disebabkan karena penetapan standarisasi SNI yang diterapkan belum terlalu ketat sehingga pengujian alat-alat kesehatan masih harus dilakukan di luar negeri yang membutuhkan dana banyak. Selain itu, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, masih banyak fasilitas kesehatan di Indonesia yang belum percaya pada kualitas alat kesehatan lokal sehingga ekosistem investasi di bisnis alat kesehatan belum terbentuk. Pemerintah perlu mengganaskan kampanye bangga membeli produk Indonesia, khususnya di alat kesehatan. Disamping hal tersebut, penetapan standarisasi juga harus segera dijalankan. Dengan demikian, program penyebaran alat medis yang memadai dapat terlaksanakan dengan baik di Indonesia.

4. Sistem Administrasi Klinik dan Rumah Sakit yang Belum Teratur

Saat ini, antrian pengguna fasilitas kesehatan di kota-kota besar semakin hari semakin meningkat. Kunjungan masyarakat untuk berobat yang terus bertambah dari hari ke hari menimbulkan antrian yang sangat panjang, mengharuskan setiap fasilitas kesehatan harus meningkatkan performa pelayanannya. Namun sangat disayangkan, masih banyak klinik dan rumah sakit yang masih lamban dalam menangani pasien. Hal ini disebabkan oleh manajemen administrasi yang kurang teratur sehingga memperlambat ritme kerja suatu faskes.

Masih banyak pasien yang harus antri selama berhari-hari untuk menggunakan fasilitas kesehatan di sekitar mereka. Pihak klinik atau rumah sakit yang masih sangat terpaku dengan sistem administrasi yang konvensional kerap kali membuat mereka lupa untuk mengutamakan pelayanan terhadap pasien. Karyawan atau perawat di rumah sakit masih masih membutuhkan waktu yang lama dalam menemukan tumpukan kertas rekam medis pasien yang ingin berobat. Belum lagi jika rekam medis pasien yang tersimpan di hardisk komputer mengalami error dan sejenisnya. Tentu saja kendala seperti ini tidak dapat dianggap remeh dan harus segera dipikirkan strateginya demi meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada sebuah fasilitas kesehatan.

5. Masih Banyak Faskes yang Belum Memanfaatkan Perkembangan Teknologi

Di era yang semakin maju ini, teknologi semakin berkembang dari hari ke hari. Hampir semua aktivitas masyarakat dilibatkan dengan teknologi, misalnya belanja di e-commerce, penggunaan jasa kendaraan online, penyebaran informasi secara digital, dan sebagainya. Bahkan perusahaan dalam berbagai bidang pada berlomba-lomba untuk memanfaatkan teknologi demi meningkatkan ritme kerja pada perusahaan mereka agar tetap dapat eksis di dalam persaingan bisnis.

Sayangnya, di Indonesia masih banyak pihak faskes yang belum memanfaatkan teknologi dalam operasional klinik, rumah sakit, serta laboratoriumnya. Mereka lebih memilih untuk tetap berada di jalur konvensional dan berkutat dengan ribetnya adminsitrasi. Oleh sebab itu masih banyak fasilitas kesehatan yang pelayananannya cukup lambat hingga harus membuat pasien berlama-lama menunggu di jalur antrian. Padahal, dengan adanya digitalisasi, kendala dari permasalahan dapat diatasi. Pemanfaatan teknologi dapat memangkas beberapa birokrasi rumah sakit atau klinik yang tidak diperlukan. Selain itu, masyarakat juga bisa dipermudah melalui penggunaan aplikasi digital dalam mengakses fasilitas kesehatan. Jika semua hal tersebut dapat diaplikasikan, maka beban kerja dokter, perawat, serta staff rumah sakit dapat berkurang sehingga mereka bisa lebih mengutamakan pelayanan terhadap pasien.

 

Demikian kendala-kendala yang memicu fasilitas kesehatan di Indonesia belum berjalan dengan maksimal. Semoga dengan adanya kerja sama antara pemerintah, petugas medis, serta masyarakat dapat membantu dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. 

Webi dari Pracpital

Ada yang bisa saya bantu?

  
Chat dengan agen Webi akan diteruskan ke platform Whatsapp